Buku progresif yang diberi judul Perempuan di Titik Nol ini adalah sebuah karya yang menghadirkan realitas kehidupan perempuan di Mesir, terutama dalam konteks perjuangan dan pembebasan.
Ditulis oleh seorang dokter dan aktivis feminis Mesir, Nawal El Saadawi, buku ini telah menampar saya dengan memberikan refleksi kritis atas realitas ketidaksetaraan gender yang dialami perempuan dan upaya perempuan untuk merebut kembali dan memperjuangkan kemerdekaan mereka.
Salah satu aspek menarik dari buku yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1975 ini adalah Nawal dengan jujur dan terbuka menggambarkan secara detail tentang berbagai bentuk penindasan yang dialami oleh perempuan sejak dari keluarga sampai masyarakat mulai dari mutilasi atau pemotongan dan pelukaan genital perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan manusia, dan diskriminasi gender. Melalui cerita-cerita nyata dan pengalaman perempuan yang ia temui, Nawal menyajikan narasi yang kuat dan membangkitkan kesadaran atas ketidakadilan gender yang terjadi di masyarakat patriarkis.
Buku ini juga berani membongkar peran atau lebih tepat disebut tafsir agama dalam mempengaruhi kehidupan perempuan. Nawal secara kritis membahas bagaimana interpretasi agama yang patriarkal sering kali digunakan untuk mengekang perempuan dan membenarkan perlakuan diskriminatif terhadap mereka. Namun, meskipun mengkritik, Nawal tidak menggeneralisasi bahwa semua bentuk agama memiliki pandangan yang merugikan perempuan. Ia pun mengajak pembaca untuk memahami sekaligus mengkritisi perbedaan antara agama yang sesungguhnya dan interpretasi yang salah atas teks agama.
Tidak hanya itu, buku ini juga berhasil mengabarkan perjuangan perempuan untuk memerdekakan diri dari kungkungan tradisi dan norma sosial yang membatasi mereka. Nawal memprovokasi pentingnya pendidikan dan kesadaran diri untuk mengubah kondisi timpang gender melalui pemberdayaan perempuan. Ia menggambarkan bagaimana perempuan-perempuan yang berani melawan sistem yang ada dan mencari pembebasan, meskipun menghadapi risiko dan tantangan yang besar.
Namun, ada juga kritik terhadap buku ini. Beberapa orang berpendapat bahwa buku ini terlalu pesimis dalam melukiskan kondisi perempuan, sehingga membuat pembaca merasa putus asa dan tidak memiliki harapan. Selain itu, pendapat lainnya menerangkan bahwa Nawal terlalu fokus pada konteks Mesir dan tidak memberikan gambaran yang lebih luas tentang kondisi perempuan di seluruh dunia.
Walau demikian, yang tidak bisa dilihat sebelah mata bahwa buku ini telah memberi sumbangsih yang berjarga karena berani menyoroti perjuangan perempuan dan diskriminasi yang mereka hadapi. Ditambah membantu menyadarkan kita bahwa masih ada begitu banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan sosial.
Secara keseluruhan, Perempuan di Titik Nol adalah sebuah buku yang penting dan relevan untuk dibaca oleh semua orang, baik perempuan, laki-laki, gender manapun, aktivis maupun non aktivis yang ingin peka dan kritis pada situasi dan mengharapkan serta mengupayakan perubahan sosial terjadi.