Pada 5 Juli 2024, JALINTB mengadakan diskusi #Pra Konsolidasi pertama yang mengangkat tema penting mengenai regenerasi dan lintas generasi dalam gerakan perempuan. Diskusi ini dihadiri oleh Kak Desti Murdijana dari JASS Indonesia, seorang tokoh berpengaruh dalam gerakan perempuan, yang berbagi pandangannya mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh organisasi perempuan, khususnya dalam konteks regenerasi kepemimpinan dan keterlibatan lintas generasi.
Sebagai anggota baru JALINTB, saya merasa sangat terinspirasi dan sekaligus tergerak oleh pembahasan ini. Diskusi ini bukan hanya relevan bagi saya sebagai perempuan muda, tetapi juga menggarisbawahi isu-isu krusial yang dihadapi oleh banyak organisasi perempuan di Indonesia. Dalam konteks persiapan menjelang konsolidasi FAMM Indonesia, diskusi ini sangat penting karena salah satu agenda utama adalah perubahan struktur kepemimpinan.
Kak Desti Murdijana menyoroti bahwa regenerasi dalam gerakan perempuan adalah tantangan yang sangat nyata. Banyak organisasi menghadapi kesulitan dalam memastikan bahwa generasi muda dapat terlibat secara efektif dan berkelanjutan dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Salah satu alasan utama adalah pergeseran nilai dan cara kerja antara generasi yang lebih tua dan yang lebih muda. Generasi baru seringkali memiliki pendekatan yang berbeda terhadap isu-isu feminis dan cara-cara baru dalam aktivisme yang mungkin tidak selalu sejalan dengan metode-metode tradisional.
Dalam diskusi ini, penting untuk memahami bagaimana interaksi lintas generasi dapat memperkaya gerakan perempuan. Kak Desti Murdijana menekankan bahwa keberagaman perspektif antar generasi dapat memperkuat gerakan jika dikelola dengan baik. Ini termasuk pengakuan terhadap kontribusi dan pengalaman generasi sebelumnya serta pemberian ruang bagi generasi muda untuk berinovasi. Diskusi lintas generasi dapat menciptakan sinergi yang positif dan mengatasi isu-isu yang mungkin tidak terungkapkan dalam dialog yang hanya melibatkan satu kelompok usia.
Diskusi ini juga menjadi momen reflektif menjelang konsolidasi FAMM Indonesia yang akan datang. Salah satu isu utama adalah perubahan struktur kepemimpinan FAMM. Perubahan ini diharapkan dapat menciptakan ruang yang lebih inklusif bagi generasi muda serta memfasilitasi regenerasi yang lebih efektif. Namun, perubahan ini juga menuntut pemikiran yang mendalam mengenai bagaimana menjaga keseimbangan antara pengalaman dan inovasi.
Sebagai perempuan muda dan anggota baru JALINTB, saya merasa bahwa diskusi ini memberikan wawasan berharga mengenai bagaimana kita dapat berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif dalam gerakan perempuan. Melalui dialog yang terbuka dan inklusif, kita dapat mengatasi tantangan regenerasi dan lintas generasi serta memastikan bahwa gerakan perempuan tetap relevan dan efektif dalam menghadapi isu-isu masa depan.
Diskusi ini mengingatkan kita akan pentingnya terus-menerus merefleksikan dan menyesuaikan pendekatan kita dalam gerakan sosial. Dengan adanya persiapan yang matang dan keterlibatan aktif dari semua generasi, kita dapat memastikan bahwa gerakan perempuan di Indonesia akan terus berkembang dan membawa dampak positif bagi masyarakat.