
Tahun 2014 merupakan salah satu tahun berkesan bagi pekerja perempuan bernama Munarsih (akrab dipanggil Asih) karena berkesempatan mengikuti pelatihan MBI (Movement Building Initiative) yang diselenggarakan oleh , didukung oleh JASS-SEA, PEKKA dan Fahmina Institute, yang diadakan di Cirebon, Jawa Barat. MBI merupakan salah satu bentuk kegiatan tahapan awal menjadi anggota FAMM-Indonesia. Pada saat itu Asih (sebagai staff perempuan) diikut sertakan menjadi peserta oleh lembaganya, Perkumpulan AirPutih yang berada di Jakarta perusahaannya, AirPutih, salah satu perusahaan teknologi di Jakarta.
Lokalatih tersebut memberi kesempatan untuk belajar tentang makna gerakan sosial yang dia lakukan. Hal yang membuat berkesan bagi Asih karena ia berkesempatan untuk belajar lebih banyak tentang berbagai masalah yang dihadapi perempuan. Sebelumnya ia beberapa kali terlibat aktif dalam beberapa kegiatan yang berhubungan dengan isu perempuan dan teknologi berdasarkan tuntutan pekerjaan seperti Panti Asuhan dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, namun masih banyak hal tentang gerakan perempuan yang belum sepenuhnya dia pahami.
“Akan tetapi dari beberapa kali kegiatan yang saya ikuti (sebelum MBI), saya belum bisa merasakan arti sebenarnya gerakan atau kepemimpinan perempuan itu seperti apa, apa hanya sekedar perempuan bisa atau boleh bekerja saja? Hal itu masih menjadi hal yang menurut saya mesti saya cari tahu lagi. Saya senang sekali ikut kegiatan ini. Semua kegiatannya berkesan. Materi ruang aman adalah favorit saya.” ungkapnya.
Pelatihan MBI (Movement Building Initiative) memfasilitasi semua perempuan muda membangun pengetahuan tentang pengorganisasi perempuan, tentang kehendaknya untuk bisa hidup mandiri, mampu bergerak sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Hal tersebut terangkum dalam materi ‘ruang aman’ yang menjadi salah satu materi kesukaan Asih karena menurut tuturnya di materi tersebut bisa berbicara apa saja yang dianggap tabu dalam masyarakat, bisa berbagi pengalaman sebagai perempuan yang masih banyak dianggap sebagai objek oleh laki-laki.
MBI juga menjadi sarana membangun kesadaran kolektif untuk bergerak dan berdaya antar sesama perempuan muda se-Indonesia. Hal itu yang dirasakan oleh Asih, yakni kesempatan belajar dan membangun pertemanan dengan banyak perempuan aktivis muda baik dari berbagai lembaga dengan pengalaman yang beragam. Seusai pelatihan MBI, Asih masih menjalin hubungan dekat dengan beberapa aktivis perempuan muda dari provinsi lain.
“Sekali lagi, saya senang sekali ikut kegiatan MBI ini. Saya kenal lebih banyak orang. Dan saya lebih percaya diri sekarang, lebih percaya diri dari sebelumnya kalau perempuan itu mempunyai hak yang sama dan setara dengan laki-laki” pungkasnya.