
Pada tanggal 25 Juni 2024, Forum Aktivis Muda Mudi (FAMM) Indonesia menggelar acara “Dialog & Konsultasi Penanganan Pasca Bencana Hasil Kajian Pasca Bencana di Sulteng, NTB, & NTT” di Jakarta. Acara ini dihadiri oleh berbagai stakeholder yang berperan penting dalam penanggulangan bencana, termasuk PEKKA, YAPIKKA, BNPB, KPPA, Yayasan Pulih, serta relawan dan praktisi bencana.
Diskusi dalam acara difokuskan pada strategi pemulihan pasca bencana dengan pendekatan yang responsif terhadap gender. Para narasumber, termasuk perwakilan dari BNPB, KPPA, dan Yayasan Pulih, menyampaikan hasil riset terbaru dan pengalaman lapangan mengenai dampak bencana serta peran kunci perempuan dalam manajemen bencana.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah pentingnya inklusi gender dalam semua tahapan penanganan bencana, mulai dari perencanaan hingga implementasi. Dalam konteks ini, narasumber membahas tantangan yang dihadapi, seperti ketidaksetaraan dalam akses terhadap sumber daya dan perlindungan, serta strategi untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam proses keputusan terkait penanganan bencana.
Tujuan utama acara ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pemerintah akan pentingnya integrasi perspektif gender dalam kebijakan dan praktik penanggulangan bencana. Diharapkan, dengan adanya dialog ini, akan tercipta kerjasama yang lebih kuat antar lembaga dan masyarakat dalam mendukung pemulihan pasca bencana yang adil dan berkeadilan gender.
Hasil dari dialog dan konsultasi ini juga menegaskan perlunya pengembangan kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap gender, yang mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan dan dampak yang berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam konteks bencana.
Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mendukung upaya pemulihan pasca bencana yang holistik dan berkelanjutan di Indonesia, dengan memperhatikan keadilan sosial dan gender dalam setiap langkahnya.