Jakarta, 18 Juni 2024 – FAMM Indonesia baru-baru ini menyelenggarakan pelatihan keamanan digital yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan praktis dalam menghadapi ancaman online bagi perempuan muda dan aktivis pembela Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Pelatihan ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah, yang aktif dalam kegiatan online dan rentan terhadap serangan siber seperti peretasan dan pencurian identitas.
Proses seleksi peserta yang teliti memastikan bahwa 17 peserta terbaik dipilih dari 53 pendaftar. Peserta dipilih berdasarkan tingkat risiko tinggi terhadap serangan digital dan tingkat keaktifan mereka dalam kegiatan online. Hal ini memungkinkan workshop untuk benar-benar menargetkan kebutuhan khusus mereka, sehingga peserta dapat langsung menerapkan dan menguji keterampilan yang mereka pelajari.
Peserta pelatihan, Fitri Nurajizah dari Cirebon, berbagi pengalaman positifnya, “Pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya literasi digital dan keamanan online. Saya baru saja belajar menggunakan aplikasi Bitwarden yang sangat berguna untuk mengelola password dengan aman. Selain itu, saya juga memahami betapa pentingnya menjaga informasi pribadi di media sosial.”
Vanessa, peserta dari Kalimantan, menambahkan, “Saya sangat terkesan dengan cara penyampaian materi yang seru dan interaktif. Fasilitatornya ramah dan mendukung, sehingga suasana online terasa sangat hangat dan nyaman. Saya juga senang bisa berbagi pengalaman dengan peserta lain tentang tantangan digital yang kita hadapi sehari-hari.”
Selain pembelajaran praktis, pelatihan ini juga memberikan ruang bagi peserta untuk merenungkan dampak fisik dan psikis dari ancaman digital yang mereka hadapi. Discung, salah satu peserta, menekankan pentingnya ruang aman dalam proses pembelajaran, “Saya merasa dihargai sebagai individu dalam workshop ini. Kami diberi kebebasan untuk berekspresi dan mengekspresikan ide-ide kreatif kami.”
Fani Juantika Fahmi dari Karawang menyoroti pentingnya mitigasi risiko dalam dunia digital, “Saya sekarang lebih sadar akan tindakan yang perlu saya ambil untuk menjaga keamanan data pribadi saya. Pelatihan ini juga memperkenalkan saya pada aplikasi Bitwarden yang ternyata sangat membantu untuk mengelola dan mengamankan password.”
Yuliana Mansyur dari Samarinda, salah satu peserta, mengungkapkan kesan positifnya, “Saya baru menyadari betapa tidak amannya dunia digital, meskipun sering dianggap aman. Ilmu baru ini sangat berguna, dan saya merasa nyaman berada dalam ‘Ruang AMAN’ bersama FAMM. Saya juga senang bisa berkenalan dengan peserta lain yang peduli dengan keamanan digital.”
R. A. Nurul Furqon dari Palembang juga menambahkan, “Saya tertarik dengan materi workshop ini sejak awal. Saya senang bisa berdiskusi dengan peserta dari seluruh Indonesia, meskipun perbedaan zona waktu menjadi tantangan. Saya juga baru menyadari betapa pentingnya menjaga keamanan digital pribadi, terutama terkait penggunaan password yang tidak aman.”
Sepriana Tapehe dari Kupang, NTT, menyatakan kebahagiannya, “Saya merasa senang mengikuti kegiatan literasi digital ini karena saya baru menyadari pentingnya keamanan dalam menggunakan media sosial. Metode ‘ruang aman’ dalam workshop ini sangat mendukung kebebasan berbagi dan berdiskusi dengan peserta lainnya.”
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tentang keamanan digital, tetapi juga menciptakan ruang untuk refleksi dan kolaborasi antar peserta. Zine hasil dari pelatihan ini, yang mencerminkan pengalaman dan pengetahuan peserta yang diluncurkan pada acara refleksi dan penutupan pada 15 Juni 2024.
FAMM Indonesia berharap bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi peserta, tetapi juga mendorong peningkatan kesadaran tentang keamanan digital di kalangan perempuan muda dan aktivis HAM di Indonesia. Dengan terus mengadakan kegiatan seperti ini, FAMM Indonesia berkomitmen untuk melindungi dan memperkuat hak-hak individu dalam menghadapi tantangan digital yang semakin kompleks di masa depan.