Mirabal bersaudara: perempuan melawan yang dibunuh

Las Mariposas (kupu-kupu) adalah julukan bagi Mirabal Bersaudara. Mereka adalah Patria Marcedez Mirabal, Minerva Mirabal dan Maria Teresa Mirabal yang berasal dari keluarga kelas menengah yang dibesarkan di Ojo de Ague, sebuah kota yang terletak di bagian utara negara Republik Dominika. Mirabal bersaudara termasuk perempuan-perempuan pertama yang maju dalam pendidikan di Dominika. Kala itu, minim perempuan yang memiliki Pendidikan karena dianggap melawan budaya. Perjuangan Mirabal Bersaudara adalah perjuangan untuk demokrasi dan keadilan. Mereka menjadi simbol perlawanan terhadap kediktaktoran Rafael Trujillo, presiden Republik Dominika sejak tahun 1930 hingga akhir hayat mereka pada tahun 1960.

Trujillo adalah militer. Ia menikahi tiga perempuan. Baginya, perempuan adalah objek dan alat untuk menaikkan statusnya serta mendapatkan kepuasan seksual. Sehingga Ia tidak segan-segan untuk menunjukkan ketertarikannya pada perempuan lain selain istrinya. Hal yang mudah bagi Trujillo mendapatkan perempuan muda untuk dieksploitasi secara seksual. Penghianat adalah cap bagi yang menolak tawarannya. Cap tersebut juga didapatkan oleh Minerva karena menolak Trujillo untuk tidur dengannya. Saat itu, Minerva dan saudarinya diundang ke sebuah pesta di rumah mewahnya di San Cristobal. Minerva yang menolak ajakan kencan Trujillo, kabur bersama keluarganya di tengah pesta saat hujan badai untuk menghindari amarah Trujillo. Trujillo menganggap bahwa siapapun yang meninggalkan kehadiran Trujillo dianggap tidak sopan dan menghina karena masyarakat wajib menyembah dirinya.

Penolakan Minerva menggambarkan pemberontakan perempuan yang melawan untuk tunduk pada tradisi yang mensubordinasi perempuan. Sejak saat itu, keluarga Mirabal terbuka menujukkan sikap oposisi terhadap pemerintahan Trujillo. Minerva Mirabal merupakan yang pertama memutuskan bergabung dalam gerakan bawah tanah untuk menggulingkan Trujillo. Kesadarannya untuk melawan muncul pada saat ia bersekolah di Colegio Inmaculada Concepción. Di sekolah ini dia mengorganisir teman-teman dan orang-orang yang pernah disiksa atau dibunuh Rejim Trujillo. Kesadaran maju ini juga dipupuk dengan membaca berbagai macam literatur kiri dan mendengarkan siaran radio Kuba dan Venezuela yang diterima secara illegal. Literatur-literatur kiri serta siaran radio tersebut lebih objektif serta terus menerus menyiarkan dan menganalisa kondisi ekonomi dan politik Republik Dominika, termasuk berbagai perubahan yang terjadi di negara-negara Amerika Latin lainnya, Invasi Luperion dan Revolusi Kuba.

Minerva juga berkenalan dengan Pericles Franco ‘Ornes’ pada tahun 1940, seorang pendiri Partai Sosialis Populer dan terkenal sebagai “Anti-Trujillo”. Kemudian berpasangan dengan Manuel Aurelio ‘Manolo’ Tavárez Justo, pemimpin kelompok Gerakan Pembebasan Dominika (Dominican Liberation Movement) 14 Juni 1959 untuk penggulingan Trujillo. Gerakan ini berhasil digagalkan, walau demikian gerakan ini menjadi inspirasi bagi berbagai usaha pemberontakan rakyat Dominika melawan Trujillo. Maria Teresa mengagumi Minerva dan mengikuti jejak politiknya. Berdua, Maria dan Minerva, berulang kali ditangkap dan dipenjara oleh Rejim Trujillo. Sementara Patria bersama suaminya menyediakan rumah mereka untuk tempat konsolidasi gerakan. Mirabal sekeluarga satu persatu bergabung dalam gerakan revolusi. Suami-suami mereka bahkan anak-anak mereka bekerja untuk revolusi.

Rejim Trujillo kemudian mengambil keputusan untuk membunuh Mirabal Bersaudara. Keputusan ini diambil sebab Mirabal Bersaudara menjadi ancaman besar dan berbahaya bagi rezim, ini juga karena kepopuleran mereka dihormati dan dikagumi di Dominika. Berapa kalipun Trujillo memenjarakan mereka, berapa banyaknyapun harta milik keluarga mereka dicaplok, Minerva, Patria dan Maria Teresa menolak untuk takluk dan tetap berjuang demi demokrasi sejati dan kebebasan sipil bagi rakyat Dominika. Pada 25 November 1960, Patria, Minerva, Maria Teresa dan supir mereka, Rufino de la Cruz pergi untuk mengunjungi suami Minerva dan Maria Teresa yang berada di penjara. Di perjalanan pulang mereka dicegat oleh orang-orang Trujillo. Mereka disiksa dan dicekik hingga meninggal. Tubuhnya ditaruh kembali di mobil mereka dan didorong dari puncak sehingga terlihat seperti kecelakaan.

Dengan demikian dibawah rezim gender Trujillo, perempuan yang melawan subordinasi dan budaya machosime dianggap sebagai sebuah ancaman. Hal ini membuktikan bahwa kediktatoran Trujilo terhadap Mirabal bersaudara merupakan bentuk kekerasan berbasis gender dan mereka dibunuh karena mereka perempuan. Mereka dianggap lebih memberontak daripada rekan lelakinya serta mengganggu sistem politik yang masih melanggengkan budaya machoisme.

Pembunuhan Mirabal Bersaudara membangkitkan kemarahan rakyat Dominika dan merupakan awal bagi kejatuhan Rejim Trujillo. El Jefe kemudian dibunuh pada 30 Mei 1961, setahun setelah kematian Mirabal bersaudara. Mirabal Besaudara selamanya menjadi simbol perjuangan kaum perempuan di negeri-negeri Amerika Latin. Untuk mengenang perjuangan Mirabal bersaudari, hari kematiannya pada 25 November dijadikan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Konferensi Feminis Amerika Latin dan Karibia pada tahun 1981. Lalu pada 1991, Women’s Global Leadership Institute menggagas kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dari 25 November hingga 10 Desember. Mereka menjadi inspirasi dan simbol pergerakan perempuan dalam melawan tirani dan rezim gender di berbagai belahan dunia.

Sumber: arahjuang.com dan mahardhika.org

Share this post

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on print
Share on email

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.